Catatan
Anak Bangsa
Membangun
Calon Generasi Bangsa
Kita sering menjumpai banyak sekali anak-anak terlantar yang
berada di jalanan, seperti di perempatan atau pertigaan jalan kota,
pinggiran jembatan jalan raya dan lain-lain. Fenomena seperti itu nampaknya
menjadi salah satu kekhasan bagi negeri kita yaitu indonesia. Semuanya itu ada
faktor yang menyebabkannya, anatara lain yaitu kemiskinan, ketidak harmonisan keluarga,
dan lain-lain.
Data Kementerian
Sosial selama periode 2006 – 2009 menyebutkan bahwa jumlah anak terlantar
meningkat dari 2,8 juta orang menjadi 3,2 juta orang. Jumlah anak
terlantar itu meningkat hingga 4,8 juta pada tahun 2011. Di akhir tahun 2013,
jumlah anak terlantar mencapai jumlah 5,4 juta orang.
Padahal sejatinya anak merupakan calon generasi penerus
bangsa. Mereka yang kelak akan membangun peradaban bangsa ini. Di umur mereka
adalah masa untuk mengembangkan potensi dan bakat, masa yang seharusnya
dihabiskan dengan belajar dan bermain, bukan dengan bekerja di jalanan
sebagaimana yang sering kita lihat.
Untuk itu diperlukan adanya kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat yang peduli akan kehidupan anak-anak terlantar demi mengentas
ketimbangan sosial yang terjadi di sekitar kita. Ada banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk menyelamatkan nasib anak-anak calon penerus bangsa kita. Diantara
dengan menggunakan tiga pendekatan berikut:
1.
Street Based Strategy
Street
Based Strategy
adalah merupakan pendekatan dijalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak terlantar
di jalanan. Tujuannya untuk mengenal, mendampingi anak, mempertahankan relasi
dan komunikasi, melakukan kegiatan seperti konseling, diskusi, permainan,
literacy (pemberantasan buta huruf) dan lain sebagainya. Street Based
Strategy berorientasi pada penangkalan pengaruh negatif dan membekali
mereka dengan wawasan yang positif.
2.
Community Based Strategy
Community
Based Strategy
adalah pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat tempat tinggal anak
terlantar di jalanan, pemberdayaan keluarga dan sosialisasi kepada masyarakat.
Pendekatan ini berorientasi pada mencegah anak-anak turun ke jalan dan
mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. Pendekatan ini berupaya
untuk membangkitkan kesadaran, tanggung jawab, dan partisipasi anggota keluarga
dan masyarakat dalam mengatasi anak jalanan.
3.
Central Based Strategy
Central
Based Strategy
adalah pendekatan penangan anak terlantar oleh lembaga yang memusatkan
usaha dan pelayanan, tempat belindung “drop in” (Rumah singgah) yang
menyediakan fasilitas asrama bagi anak terlantar dan anak jalanan. (BKSN,
2000:40).1
Pembinaan anak terlantar jalanan biasanya lebih menitik
beratkan pada aspek kapasitas mental, sosial dan penggalian potensi yang
dimiliki anak itu sendiri. Upaya mengentaskan mereka tidak hanya bisa dengan
program pengamatan saja, namun harus ada penjangkauan di jalan, assesmen,
dan pengkajian masalah yang tepat sehingga hasilnya benar-benar tuntas. Juga
harus mengetahui latar belakang dari mereka, karena setiap anak memiliki latar
belakang yang tidak sama satu sama lainnya. Memang bisa dimaklumi, bahwa
penanganan anak terlantar cukup sulit karena mereka terdiri dari beberapa
kategori yang berbeda-beda. Oleh karena itu penanganan mereka tidak boleh
dengan pendekatan yang sama, tetapi perlu dilihat latar belakang masalah yang
dihadapi mereka masing-masing.
Salah satu bentuk penanganan anak terlantar
di jalanan adalah melalui pembentukan rumah singgah. Konferensi Nasional II
Masalah pekerja anak di Indonesia pada bulan juli 1996 mendefinisikan rumah
singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana
anakanak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk
ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Sedangkan menurut Departemen Sosial RI
rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak
yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses informal yang
memberikan suasana pusat realisasi anak jalanan terhadap system nilai dan norma
di masyarakat.
Rumah singgah bisa membantu anak
jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan
kebutuhan hidupnya.
Kita bisa membentuk kembali sikap
dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Kita juga bisa memberikan pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan anak
dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi
program pemberdayaan anak-anak terlantar jalanan sangat penting. Rumah singgah
bisa berfungsi sebagai tempat untuk terciptanya persahabatan dan keterbukaan antara
anak-anak dengan pekerja sosial dalam menentukan dan melakukan berbagai
aktivitas pembinaan.
Rumah singgah bisa menjadi perantara
anak jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya. Rumah
singgah dipandang sebagai tempat berlindung dari berbagai bentuk kekerasan yang
kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual
ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
Lokasi rumah singgah yang berada
ditengah-tengah masyarakat merupakan salah satu upaya mengenalkan kembali
norma, situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain
mengarah pada pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga masyarakat terhadap
penanganan masalah anak jalanan.
Anak merupakan potensi sumber daya
insani bagi pembangunan nasional, karena itu pembinaan dan pengembangannya
(pemberdayaan) dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal
bagi pembangunan bangsa dan negara.
Upaya pengembangan dan peningkatan
kualitas generasi bangsa (termasuk didalamnya anak jalanan) tidak dapat
dilepaskan dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
khususnya anak yang diwarnai dengan upaya pendalaman di bidang pendidikan,
kesehatan, keagamaan, budaya yang mampu meningkatkan kreativitas keimanan,
intelektualitas, disiplin, etos kerja dan keterampilan kerja.
Di sisi lain stabilitas nasional
adalah gambaran tentang keaadan yang mantap, stabil dan seimbang dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan ditanganinya dengan
baik masalah anak jalanan akan memperkuat sendi-sendi kesejahteraan
sosial serta stabilitas nasional kita di masa yang akan datang.
1. Muhsin Kalida dan Bambang Sukamto,
Jejak Kaki Kecil di Jalanan, Cakruk Publishing, Yogyakarta: 2012.