Sebelum memulai kuliah, seorang professor meletakkan toples bening
dan besar di atas meja. Professor mengisi toples tersebut dengan bola tenis
sampai tidak muat lagi. Beliau bertanya pada mahasiswa; “Sudah penuh?” maka
mahasiswa pun menjawab kompak “Sudah penuh!.”
Professor kemudian mengeluarkan kelerang dari tas yang dibawanya.
Kelereng tersebut dimasukkan ke dalam toples besar dan bening tadi. Maka
kelereng-kelereng tersebut mulai mengisi sela-sela kosong pada bola tenis
hingga tidak muat lagi. Professor bertanya kembali pada mahasiswanya “Sudah
penuh?” dan mahasiswa pun menjawab “Sudah penuh!”
Lagi-lagi professor mengeluarkan pasir putih dan memasukkan ke
dalam toples yang sama tadi.
Maka seperti sebelumnya, pasir putih pun memenuhi
ruang kosong dari bola tenis dan kelereng tersebut. Semua sepakat berpikir
bahwa toples tersebut sudah tidak bisa dimasukkan apa-apa lagi.
Namun yang terjadi professor mengambil secangkir kopi dan
menuangkan dalam toples yang sudah penuh dengan bola tenis, kelereng dan pasir
putih.
Professor kemudian menjelaskan,
“ Kapasitas hidup manusia seperti toples ini, tentu setiap manusia
berbeda ukurannya. Bola tenis ibarat hal-hal besar dalam kehidupan, yakni
tanggung jawab kepada tuhan, orang tua, keluarga, makan, pakaian, tempat tinggal
dan kesehatan.
Kelerang ibarat hal penting dalam hidup manusia, seperti pekerjaan,
kendaraan, pendidikan. Dan pasir ibarat pelengkap dalam hidup kita, seperti
gadget, WA, BBM, Facebook, nonton konser, mengkoleksi barang tas mewah dan
lain-lain.
Jika kita mengisi hidup dengan memenuhi pasir terlebih dahulu maka
kelereng dan bola tenis tidak bisa masuk. Hidup kita akan dipenuhi hal-hal
kecil. Hidup akan kita habiskan dengan hiburan, maka tuhan, keluarga, mimpi pun
terabaikan. Berbeda ketika kita mengisi hidup dengan bola tenis, di susul
kelereng lalu pasir seperti tadi, maka hidup akan lengkap, berisikan hal
penting dan berguna hingga pelengkap.
Karenanya, kita harus pandai mengelola hidup secara cerdas dan
bijak. Tahu untk menempatkan prioritas dan pelengkap. Jika tidak, maka hidup
bukan hanya tidak lengkap, namun menjadi sia-sia.”
Professor pun bertanya “ Ada yang ingin ditanyakan?”
Semua mahasiswa terdiam, meresapi apa maksud professor yang
sebenarnya. Lalu kemudian salah seorang mahasiswa mengacungkan jari, “Apa arti
dari secangkir kopi yang anda tuangkan tadi, professor?”
Professor tersenyum sebentar lalu berucap “Sepenuh apapun hidup
kita, sesibuk apapun kita, jangan lupa masih bisa sempurna dengan silaturahim
sambil minum kopi dengan tetangga, karib kerabat, saudara, teman lama, sahabat.
Saling bertegur sapa dan tersenyum saat berpapasan. Alangkah indahnya hidup ini.”
dikutip dari fanpage : Lucu-Lucu Ajahh dengan sedikit modifikasi
0 komentar:
Posting Komentar