Selasa, 18 Agustus 2015

Membangun Calon Generasi Bangsa


Catatan Anak Bangsa
Membangun Calon Generasi Bangsa





Kita sering menjumpai banyak sekali anak-anak terlantar yang berada di jalanan, seperti di perempatan  atau pertigaan jalan kota, pinggiran jembatan jalan raya dan lain-lain. Fenomena seperti itu nampaknya menjadi salah satu kekhasan bagi negeri kita yaitu indonesia. Semuanya itu ada faktor yang menyebabkannya, anatara lain yaitu kemiskinan, ketidak harmonisan keluarga, dan lain-lain.

Data Kementerian Sosial selama periode 2006 – 2009 menyebutkan bahwa jumlah anak terlantar meningkat dari 2,8 juta orang menjadi 3,2 juta orang.  Jumlah anak terlantar itu meningkat hingga 4,8 juta pada tahun 2011. Di akhir tahun 2013, jumlah anak terlantar mencapai jumlah 5,4 juta orang.

Padahal sejatinya anak merupakan calon generasi penerus bangsa. Mereka yang kelak akan membangun peradaban bangsa ini. Di umur mereka adalah masa untuk mengembangkan potensi dan bakat, masa yang seharusnya dihabiskan dengan belajar dan bermain, bukan dengan bekerja di jalanan sebagaimana yang sering kita lihat.

Untuk itu diperlukan adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat yang peduli akan kehidupan anak-anak terlantar demi mengentas ketimbangan sosial yang terjadi di sekitar kita. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan nasib anak-anak calon penerus bangsa kita. Diantara dengan menggunakan tiga pendekatan berikut:

1.      Street Based Strategy
Street Based Strategy adalah merupakan pendekatan dijalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak terlantar di jalanan. Tujuannya untuk mengenal, mendampingi anak, mempertahankan relasi dan komunikasi, melakukan kegiatan seperti konseling, diskusi, permainan, literacy (pemberantasan buta huruf) dan lain sebagainya. Street Based Strategy berorientasi pada penangkalan pengaruh negatif dan membekali mereka dengan wawasan yang positif.

2.      Community Based Strategy
Community Based Strategy adalah pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat tempat tinggal anak terlantar di jalanan, pemberdayaan keluarga dan sosialisasi kepada masyarakat. Pendekatan ini berorientasi pada mencegah anak-anak turun ke jalan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. Pendekatan ini berupaya untuk membangkitkan kesadaran, tanggung jawab, dan partisipasi anggota keluarga dan masyarakat dalam mengatasi anak jalanan.

3.      Central Based Strategy
Central Based Strategy adalah pendekatan  penangan anak terlantar oleh lembaga yang memusatkan usaha dan pelayanan, tempat belindung “drop in” (Rumah singgah) yang menyediakan fasilitas asrama bagi anak terlantar dan anak jalanan. (BKSN, 2000:40).1

Pembinaan anak terlantar jalanan biasanya lebih menitik beratkan pada aspek kapasitas mental, sosial dan penggalian potensi yang dimiliki anak itu sendiri. Upaya mengentaskan mereka tidak hanya bisa dengan program pengamatan saja, namun harus ada penjangkauan di jalan, assesmen, dan pengkajian masalah yang tepat sehingga hasilnya benar-benar tuntas. Juga harus mengetahui latar belakang dari mereka, karena setiap anak memiliki latar belakang yang tidak sama satu sama lainnya. Memang bisa dimaklumi, bahwa penanganan anak terlantar cukup sulit karena mereka terdiri dari beberapa kategori yang berbeda-beda. Oleh karena itu penanganan mereka tidak boleh dengan pendekatan yang sama, tetapi perlu dilihat latar belakang masalah yang dihadapi mereka masing-masing.

Salah satu bentuk penanganan anak terlantar di jalanan adalah melalui pembentukan rumah singgah. Konferensi Nasional II Masalah pekerja anak di Indonesia pada bulan juli 1996 mendefinisikan rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anakanak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Sedangkan menurut Departemen Sosial RI rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat realisasi anak jalanan terhadap system nilai dan norma di masyarakat.
Rumah singgah bisa membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Kita bisa membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Kita juga bisa memberikan pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.

Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak-anak terlantar jalanan sangat penting. Rumah singgah bisa berfungsi sebagai tempat untuk terciptanya persahabatan dan keterbukaan antara anak-anak dengan pekerja sosial dalam menentukan dan melakukan berbagai aktivitas pembinaan.
Rumah singgah bisa menjadi perantara anak jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya. Rumah singgah dipandang sebagai tempat berlindung dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya. 

Lokasi rumah singgah yang berada ditengah-tengah masyarakat merupakan salah satu upaya mengenalkan kembali norma, situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan. 
Anak merupakan potensi sumber daya insani bagi pembangunan nasional, karena itu pembinaan dan pengembangannya (pemberdayaan) dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara.

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa (termasuk didalamnya anak jalanan) tidak dapat dilepaskan dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya anak yang diwarnai dengan upaya pendalaman di bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, budaya yang mampu meningkatkan kreativitas keimanan, intelektualitas, disiplin, etos kerja dan keterampilan kerja. 
Di sisi lain stabilitas nasional adalah gambaran tentang keaadan yang mantap, stabil dan seimbang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan ditanganinya dengan baik  masalah anak jalanan akan memperkuat sendi-sendi kesejahteraan sosial serta stabilitas nasional kita di masa yang akan datang.

                                                    

1. Muhsin Kalida dan Bambang Sukamto,  Jejak Kaki Kecil di Jalanan, Cakruk Publishing, Yogyakarta: 2012.

Senin, 17 Agustus 2015

PITCH PERFECT






Gue pikir karena drama musical bakal membosankan seperti drama musical pendahulu mereka. Persaingan, cekcok, bossy, ketahuan pacaran dengan grup pesaing akhirnya dikeluarkan dari grup. Well, ternyata pikiran gue bener. Pitch perfect hampir serupa dengan drama musical kebanyakan. Hanya saja cara pengemasannya yang sedikit berbeda. Yang membedakan adalah drama ini tidak membosankan. Sepanjang drama akan di sajikan music-musik acapella yang berkualitas, unik dan fantastis. 

Yang membuat gue tertarik dalam drama ini adalah ketika gue mendengar lagu Jessie J – Flashlight yang ternyata soundtrack di film ini. Plus, Anna Kendrick. Okelah, dia bukan aktris cantik nan seksi di deretan aktris Hollywood, tapi gue suka aja. 

Overall, mengesampingkan tentang kehidupan drama, film ini bagus terutama music acapella yang tersaji di sini. Wow. Ini berbeda dengan music yang di produksi oleh industry K-Pop. Mungkin konsep seperti ini akan segera di tiru di industri music K-pop.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com